Jumat, 21 September 2012

10 Fakta di balik PSY GANGNAM STYLE

Unik

“Op, op, op, op, oppa gangnam style..!”. Pastinya sebaris lirik tersebut sudah nggak asing lagi di telinga, apalagi bagi kamu yang suka banget sama musik dengan genre K-Pop.

Yup, Gangnam Style yang sangat fenomenal bahkan mendunia. PSY yang merupakan singkatan dariPsycho memberikan nilai yang berbeda dari musik K-Pop sendiri. Dengan nama PSY, Park Jae-Sang yang berasal dari Korea Selatan pada usianya yang genap 30 tahun ini memberikan kesan yang energik dan fun dengan single Gangnam Style. Di balik dance kuda-kudaan dari PSY, tidak sedikit yang mengatakan bahwa dance-nya terkesan asal-asalan. Tapi faktanya, kenapa banyak yang mulai menirukan tarian Gangnam Style? Well, itu lah K-Pop. Selalu ada-ada saja pro dan kontra sekalipun mereka sedang berada di puncak tangga lagu Asia & Eropa.

Sudah lihat kan bagaimana penampilan Park Jae-Sang yang menggunakan nama PSY dengan gaya Gangnam Style-nya? Namun untuk lebih lanjutnya, berikut beberapa fakta tentang Gangnam Style
1. Nama Vocalist PSY adalah Park Jae-Sang yang dilahirkan di Seongnam, Korea Selatan pada tanggal 20 Juli 1982.

2. Nama judul lagu Gangnam Style sendiri diambil dari sebuah istilah yang digunakan oleh warga Korea Selatan sebagai gambaran high-end style alias gaya hidup mewah di Gangnam.

3. Gangnam-gu, atau disebut dengan Distrik Gangnam terletak di sebelah tenggara dan juga salah satu daerah yang PALING MAKMUR di kota Seoul, Korea Selatan. Dan Gangnam telah menginspirasi PSY untuk menjadikan judul lagu sekaligus pembuatan video klip Gangnam Style karena di Distrik Gangnam itu terkenal dengan kawasan elit yang dihuni oleh para artis papan atas, publik figur, serta orang terkaya lainnya.
Unik
4. Secara umum arti dari Gangnam Style (Oppan Gangnam seutail) sesuai dengan bahasa Korea yang telah disesuaikan dengan budaya bahasa terbaru saat ini adalah Kakak atau pacar laki-lakimu adalah seorang Gangnam Style.

5. Lirik lagu dan musik Gangnam Style sendiri diciptakan oleh PSY. Dimana salah seorang produser ternama dari Korea Selatan, yaitu Yoo Gun-hyung yang pernah berkolaborasi bersama PSY serta menjadi komposer pada album ke-6 termasuk lagu Gangnam Style ini.

6. Video Gangnam Style di release pertama kali pada 15 Juli 2012, dan saat itu lagu ini hanya diketahui oleh penggemar K-Pop saja. Kemudian para penggemar K-Pop mulai saling berbagi dan menyebarkan lagu ini melalui sosial media, seperti Twitter dan Facebook. Tidak lama kemudian, pengguna internet yang notabene-nya bukan pecinta K-Pop mulai mengetahui lagu ini. Bahkan faktanya, selebritis-selebritis internasional ikut-ikutan juga men-tweet Gangnam Style. Hingga akhirnya media-media internasional mulai memperhatikan, bahkan Gangnam Style menjadi jawara alias top chart pada Billboard Social 50.


7. Pada Video klip Gangnam Style, melibatkan beberapa orang penyanyi serta komedian terkenal di Korea Selatan. Seperti Kim Hyun-a, Seungri, Daesung, Yoo Jae-Seok, Noh Hong-cheol dan Hwang Min-woo.


8. Hwang Min-woo merupakan seorang pemeran yang usianya paling kecil pada video klip Gangnam Style. Yaitu 5 tahun. Pada awal video klip, anda akan melihat seorang anak kecil yang menari dengan konyol dengan mimik wajah yang lucu, itulah dia. Faktanya, pada malam sebelum shootingpembuatan video klip lagu ini, PSY menonton Korea’s Got Talent dan melihat Hwang Min-woo menari ala Michael Jakcson dengan konyol. Karena alasan tersebut PSY menggandeng bocah ini pada pembuatan video klip lagu Gangnam Style.


9. Media Sosial dan Youtube sangat berperan dalam menjadikan lagu ini terkenal di seluruh dunia. Karena faktanya, melalui Facebook, Twitter, dan Youtube, banyak orang yang akhirnya mengetahui PSY dengan single-nya Gangnam Style. Malahan di Youtube, sejak video klip ini di unggah pada 15 Juli kemarin, telah berhasil menyedot perhatian 147.844.068 penonton sampai saat ini. Dan, pastinya akan terus bertambah.


10. Scooter Braun, yang merupakan American talent Manager yang juga sebagai managernya Justin Bieber ikutan memburu PSY. Dan saat ini, PSY sendiri telah menandatangi kontrak bersama label Scooter Braun.


Source: http://www.uniknih.com/


Jumat, 24 Agustus 2012

Kenikmatan Soda dan Dampaknya

Info Kesehatan
 Zaman sekarang siapa sih yang tidak mengenal soda? Ya, soda adalah minuman berkarbonasi yang digemari semua orang bahkan di dunia saat ini. Soda yang berwarna-warni, manis dan murah dapat menggundang kita untuk menikmatinya dan bisa saja menjadi pengganti air putih.

Tapi apakah anda tahu dibalik kesegaran soda tersebut berbuntut penyakit? Soda mengandung kafein yang membuat orang ketagihan dan meminumnya lagi dan memiliki kadar pemanis buatan yang tinggi dan yang pastinya jelas ini merugikan tubuh kita. Masih tidak percaya? Berikut ada beberapa alasan soda yang berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi terus dalam jangka lama.
Info Kesehatan
1. Pemicu resiko obesitas dan penyakit gula lainnya.
Karena tingginya kalori pada minuman ini, menyebabkan memicu obesitas. Selain itu soda dapat memicu penyakit lain seperti hipertensi (darah tinggi) ,hiperkolesterol, dan diabetes. Jika di konsumsi dalam jangka lama akan mengakibatkan kerusakan pada hati,ginjal ,pencernaan dan bahan perusakan DNA.

2. Kadar kafein yang tinggi
Kadar kafein yang tinggi dapat menyebabkan kegelisahan , insomnia,ketegangan dan buang air yang berlebihan (diuresis) sehingga menyebabkan dehidrasi dan kecanduan pada soda ini.

3. Meningkatnya resiko osteoporosis dan gigi berlubang
Soda sendiri mengandung asam. Asam dapat melemahkan tulang sehingga tulang menjadi keropos dan rapuh karena kalsium hilang oleh asam. Selain tulang, gigi juga dapat rusak karena soda. Bahkan soda lebih berbahaya daripada permen.

4. Minuman tidak ada nutrisi
Kandungan minuman bersoda hanya air dan gula selebihnya zat lain seperti karbon, asam,pemanis buatan,kafein dan lain-lain yang menyebabkan minuman ini tidak baik untuk dikonsumsi.


Masih mau mengonsumsi soda? Untuk kesehatan, boleh saja minum soda tetapi konsunsi soda ini harus dibatasi supaya tidak menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

(kesekolah.com) 
Info Kesehatan

Minggu, 19 Agustus 2012

Simple Plan

Simple Plan adalah band pop punk asal Montréal, QuébecKanada. Sejak terbentuk mereka tidak pernah mengalami pergantian personel dan mereka adalah Pierre BouvierJeff StincoSébastien Lefebvre,Chuck Comeau, dan David Desrosiers. Sampai saat ini mereka telah merilis 4 album studio: No Pads, No Helmets...Just Balls (2002), Still Not Getting Any... (2004), Simple Plan (2008), dan Get Your Heart On!(2011).















Sejarah
1999: Pembentukan Simple Plan
Pada tahun 1996, band Reset dibentuk oleh Pierre Bouvier, Chuck Comeau, Philippe Jolicoeur, dan Adrian White.[1] Reset melakukan tur di Kanada bersama MxPxTen Foot Pole, dan Face to Face, walaupun mereka tidak terlalu berhasil mendapatkan popularitas.[2] Album perdana mereka, No Worries, dirilis pada 1999. Tak lama, Chuck Comeau pergi dari band untuk masuk kuliah.[1] Dua tahun kemudian dia bertemu dengan teman-temannya semasa SMA, Jeff Stinco dan Sébastien Lefebvre, yang pada saat itu sedang berada di band mereka masing-masing, dan mereka berniat untuk bergabung membentuk band sendiri.[1]Sementara itu, Reset merilis Album kedua mereka, No Limits. Suatu hari, Comeau dan Bouvier bertemu kembali di konser Sugar Ray[2] dan Bouvier meninggalkan Reset untuk bergabung dengan Comeau. David Desrosiers lalu menggantikan posisi Bouvier di Reset, tetapi dia jga meninggalkan Reset enam bulan kemudian dan bergabung dengan Bouvier.[1][2] Hal ini membuat Bouvier dapat berkonsentrasi pada posisi vokal, setelah sebelumnya sempat merangkap mengisi posisi vokal sekaligus bass.
Asal nama Simple Plan tidaklah jelas. Ketika ditanya, para personel band sering memberikan jawaban berupa lelucon, termasuk salah satunya adalah karena mereka membentuk band sebagai sebuah "rencana dadakan" untuk menghindari bekerja di restoran cepat saji. Tapi bagaimanapun, kemungkinan paling besar, nama "Simple Plan" diambil dari judul film "A Simple Plan",[3][4] atau lagu karya Piebald berjudul "Just a Simple Plan".
2002: No Pads, No Helmets…Just Balls
Pada Maret 2002, Simple Plan merilis studio album pertama mereka, No Pads, No Helmets...Just Balls yang dilanjutkan denga dirilisnya singel: "I'm Just a Kid", "I'd Do Anything", "Addicted", dan "Perfect". Simple Plan tercatat mengatakan bahwa mereka menginginkan album yang murni pop-punk.[5] Judul album ini mengacu pada sebuah frasa populer dari olahraga rugby, "No pads, no helmets, just balls."
Album ini mula-mula dirilis di Amerika Serikat dengan isi dua belas lagu, dengan lagu terakhir "Perfect". Namun edisi bonus dan edisi luar negeri kemudian muncul dalam berbagai versi dengan tambahan dua lagu pada dua belas lagu asli. Sebagai contoh, di edisi Amerika terdapat lagu bonus "Grow Up", dan "My Christmas List", sementara edisi Inggris terdapat lagu "One By One" dan "American Jesus" (live, lagu oleh Bad Religion), termasuk bonus dua video klip "I'd Do Anything" dan "I'm Just a Kid".
Di album ini juga terdapat vokal dari penyanyi dari dua band pop-punk lain, seperti dalam "I'd Do Anything" terdapat vokal Mark Hoppus dari Blink-182, dan dalam "You Don't Mean Anything" terdapat vokal Joel Madden dari Good Charlotte.
Pada tahun 2002, tahun saat Simple Plan merilis album ini, Simple Plan tampil di lebih dari 300 pertunjukan, menduduki posisi puncak chart "Alternative New Artist", dan tampil pada tur Jepang dimana tiketnya terjual habis.[6] Pada 2003, mereka tampil sebagai salah satu band utama di Vans Warped Tour. Juga sebuah penampilam yang terekam dalam sebuah film komedi kritik, Punk Rock Holocaust, dimana empat dari mereka diceritakan terbunuh. Mereka juga tampil dalam Warped Tour tahun 2004 dan 2005. Juga di 2003, mereka menjadi aksi pembuka untuk tur "Try To Shut Me Up" milik Avril Lavigne.[6] Sebagai tambahan beberapa tur, mereka juga menjadi aksi pembuka untuk Green Day dan Good Charlotte.[6] Album ini terjual 1 juta copy hingga awal 2003 tetapi album ini telah terjual 4 juta copy di seluruh dunia, menjadikan album tersukses mereka secara komersial.
2004: Still Not Getting Any…
Pada Oktober 2004, Simple Plan merilis album kedua mereka yang berjudul Still Not Getting Any..., yang nantinya diikuti oleh singel "Welcome to My Life", "Shut Up!", "Untitled (How Could This Happen to Me?)", dan "Crazy".
Seperti disebutkan sebelumnya, ketika menulis materi album "No Pads, No Helmets…Just Balls", para personel Simple Plan menginginkan album yang murni pop-punk. Tetapi kali ini, dalam proses menulis album "Still Not Getting Any…", mereka mengatakan bahwa mereka tidak ingin membatasi diri mereka pada genre punk, tetapi agaknya membiarkan diri mereka untuk menulis "musik yang baik".[5]
Berdasarkan bonus DVD dari "Still Not Getting Any…", selama pembuatan album, para personel Simple Plan sempat memikirkan beberapa nama unutk album ini, seperti "Get Rich or Die Trying" dan "In The Zone". Mereka memilih nama "Still Not Getting Any…" (arti: Masih Tidak Bisa Mendapatkan … satupun) untuk beberapa alasan. Alasan yang paling terkenal dan kira-kira paling mewakili adalah karena mereka berpikir bahwa mereka belum mendapatkan penilaian yang bagus, Pierre Bouvier menambahkan bahwa mereka baru mendapatkan satu penilaian yang baik, yaitu dari Alternative Press. Alasan yang lain adalah bahwa saat itu mereka masih belum mendapatkan respek yang baik. Ada banyak lagi alasan yang diutarakan oleh mereka, karena kata apapun benar-benar dapat diletakkan di bagian elipsis pada judul tersebut. Chuck Comeau menambahkan bahwa nama album tersebut "serba guna".
Sementara itu , dari segi musik "Still Not Getting Any…" menunjukkan perubahan yang dramatis dari gaya bermain Simple Plan. Mereka masih dapat menjaga gaya mereka untuk tetap menggunakan lirik downbeat yang dipadu dengan musik upbeat, tetapi mereka berhasil untuk keluar dari standar genre pop-punk. Walaupun banyak lagu dari album ini yang masih membawakan perasaan labil seorang remaja seperti lagu "I'm Just a Kid" dari album mereka sebelumnya, secara umum album ini cenderung ke tema lirik yang lebih dalam dan lebih dewasa, termasuk juga suara musik yang terdengar sedikit lebih keluar dari gaya pop-punk murni. Beberapa penilaian profesional menekankan pada penyertaan elemen rock "klasik" dan "tendensi", mengatakan bahwa album ini "tidak menekankan pop-punk yang sangat aktif dalam tujuan membentuk rock modern yang dibentuk dengan rapi dan tidak basa-basi".[7]

2008: Simple Plan

Setelah sekitar satu setengah tahun dalam tur "Still Not Getting Any…", mereka mengakhiri tur tersebut pada Februari 2006, untuk kemudian mengambil waktu istirahat singkat sebelum memulai pekerjaan pada album ketiga mereka. Pierre Bouvier melalui situs blog MySpace resminya mengatakan bahwa ia sedang menuju Miami pada 21 Maret 2007 untuk bekerja dengan seorang produser yang saat itu belum diketahui siapa, yang kemudian diketahui adalah Dave Fortman. Simple Plan mulai memasuki studio untuk tahap pra-produksi di Los Angeles pada 29 Juni. Pada 15 Juli mereka kembali ke Montreal untuk merekam lagu mereka di Studio Piccolo, studio yang sama tempat mereka merekam "Still Not Getting Any…." Ketika mereka selesai merekam seluruh lagu, mereka kembai ke Miami untuk tahap mixing dan mastering. Beberapa sentuhan akhir pada album dilakukan di New York dan album mereka resmi selesai pada 21 Oktober 2007, walaupun kemudian mereka kembali ke studio untuk merekam ulangabeberapa lirik dalam lagu "Generation".
"When I'm Gone", singel pertama dari album Simple Plan dirilis pada 29 Oktober 2007. Album Simple Plan diproduseri oleh Dave Fortman, yang terkenal atas kerjanya dengan Avril Lavigne dan Kelly Clarkson. Pada 17 Februari 2008, Simple Plan mendapatkan posisi chart tertinggi mereka di Inggris, setelah dua album sebelumnya gagal memasuki chart disana. Pada 29 November 2007, Simple Plan mengumumkan akan menunda tanggal rilis album dari sebelumnya 29 Januari 2008 menjadi tanggal 12 Februari 2008. Mereka juga merilis album dengan label "Japan version", dengan tambahan 2 lagu, yang dirilis seminggu lebih awal, yaitu pada 6 Februari 2008. Album ini adalah album yang paling gagal menuai sukses jika dibandingkan dengan seluruh album mereka.[8]
Setelah menyelesaikan tur promosional internasional mereka, Simple Plan tampil pada beberapa acara liburan pada Desember 2007. Pada 1 Juli 2008, mereka membuat konser gratis di Quebec City, Plains of Abraham, menarik 150.000 penonton ke acara Canada Day.[9] Setelah kemabali dari Asia tengah dan timur pada akhir Juli, mereka kembali pada tur ke seluruh Kanada[10] bersama dengan Faber Drive dan Cute is What We Aim For.[11] Metro Station dan The All-American Rejects sebenarnya dijadwalkan untuk ambil bagian dalam tur tersebut, namun dibatalkan karena suatu hal. Mereka kembali pada tur penuh Eropa kedua mereka pada 28 Oktober hingga 29 November, dengan Estonia dan Polandia untuk pertama kalinya. Simple Plan juga tampil di Tel Aviv dan Dubaipada awal Desember, dimana pada konser ini mereka tampil dengan empat personel mengikuti absennya bassist David Desrosiers karena masalah keluarga dan digantikan sementara oleh Sébastien Lefebvre untuk mengisi posisi bass.

2011: Get Your Heart On!

Simple Plan merilis album keempat mereka yang berjudul Get Your Heart On! pada 21 Juni 2011. Album ini diproduseri oleh Brian Howes.[12][13] Album mereka kali ini adalah kali kedua mereka berkolaborasi dengan artis lain sejak album No Pads, No Helmets...Just Balls bersama Mark Hoppus (Blink-182) dan Joel Madden (Good Charlotte). Pada album ini, mereka berkolaborasi dengan Rivers Cuomo (Weezer), Natasha Bedingfield, K'naan dan Alex Gaskarth (All Time Low).[14] Pada 20 April mereka mengumumkan bahwa "Jet Lag" akan menjadi singel pertama dari album ini. Lagu tersebut dirilis dalam versi Inggris dan Perancis dimana Simple Plan berkolaborasi dengan Natasha Bedingfield dan Marie-Mai pada masing-masing lagu.[15] Untuk mempromosilan lagu tersebut, sebuah layanan bernama "JetLag Airlines" dibuat di situs web mereka, berisi berita, lirik, daftar lagu, dan video terkait album keempat mereka. "Jet Lag" diputar perdana pada 25 April, sementara video musiknya dirilis pada 4 Mei bersama Natasha Bedingfield dan 16 Mei bersama Marie-Mai.

 (id.wikipedia.org)

Simple Plan Songs (Downloadable) :

♫ Simple Plan - Perfect.mp3
 Simple Plan - Welcome to my life.mp3 

-Lyric- 

"Perfect"

Hey, Dad, look at me
Think back, and talk to me
Did I grow up according to plan?
And do you think I'm wasting my time
Doing things I want to do?
But it hurts when you disapproved all along
And now I try hard to make it
I just want to make you proud
I'm never gonna be good enough for
You can't pretend that I'm alright
And you can't change me

[Chorus]
'Cause we lost it all
Nothin' lasts forever
I'm sorry I can't be perfect
Now it's just too late
And we can't go back
I'm sorry I can't be perfect

I try not to think
About the pain I feel inside
Did you know you used to be my hero?
All the days you spent with me
Now seem so far away
And it feels like you don't care any more
And now I try hard to make it
I just want to make you proud
I'm never gonna be good enough for you 
I can't stand another fight
And nothing's all right

'Cause we lost it all
And nothin' lasts forever
I'm sorry I can't be perfect
Now it's just too late
And we can't go back
I'm sorry I can't be perfect

Nothing's gonna change the things that you said
And nothing's gonna make this right again
Please don't turn your back
I can't believe it's hard just to talk to you
But you don't understand

[Chorus: x2]


Rabu, 15 Agustus 2012

Daftar Kebudayaan Indonesia yang Diklaim Malaysia


Rencana pemerintah Malaysia untuk mengklaim Tari Tor-Tor yang berasal dari Sumatera Utara sebagai wariswan budaya milik Negeri Jiran menyita perhatian banyak pihak. Belum jelas alasan dari pihak Malaysia mengapa menyebut Tari Tor Tor sebagai bagian dari budaya mereka, namun yang pasti, kasus klaim atas kebudayaan Indonesia ini bukan yang pertama kali terjadi.
Jadiberita melaporkan, ada beberapa warisan kebudayaan kita yang diakui oleh Malaysia sebagai miliknya, berikut lima diantaranya:

1. ANGKLUNG

Website Malaysia Menyatakan Angklung Sebagai Budaya Malaysia

Dalam situs www.musicmall_asia.com disebutkan bahwa angklung berasal dari Malaysia tepatnya berada di kota Johor. Musik angklung merupakan pengiring kesenian kuda kepang. Klaim ini membuat masyarakat Indonesia marah, namun pemerintah Malaysia membantah melakukan klaim atas alat musik khas Jawa Barat tersebut.












2. REOG PONOROGO


Reog Ponorogo

Awal dari klaim ini adalah pada saat website Kementerian Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Malaysia dengan alamat situs http://www.heritage.gov.my memasang gambar Reog Ponorogo dan menyebutnya sebagai tarian asal Malaysia yaitu Tari Barongan. Komentar menentang pun bermunculan, sampai akhirnya Pemerintah Jawa Timur berupaya mendaftarkan Rego Ponorogo untuk mendapatkan hak paten tingkat dunia.

3. RASA SAYANGE


Partitur Lagu Rasa Sayange

Pada bulan Oktober 2007, iklan pariwisata Malaysia bertajuk �Malaysia, Truly Asia�, menggunakan lagu rakyat. Liriknya terdiri dari campuran Bahasa Inggris, Melayu dan Mandarin, tetapi, jika didengarkan lebih lanjut, terdapat lirik �� Rasa sayang sayang hey�. Yang sangat mirip dengan lagu Rasa Sayange, lagu turun temurun rakyat Maluku.

Protes keras muncul dari Indonesia. Terutama di Internet, bahwa Malaysia �mencuri� lagu Rasa Sayange untuk mempromosikan pariwisata mereka.

Tapi Tengku Adnan Tengku Mansor, Menteri Pariwisata Malaysia ketika itu menyatakan, Rasa Sayang �versi mereka dari lagu Rasa Sayange �adalah lagu rakyat di kepulauan Nusantara, dan Indonesia tak bisa mengklaim punya lagu tersebut. Sementara menurut Menteri Penerangan Malaysia, YB Dato menegaskan bahwa tidak ada niatan dari Malaysia untuk mengklaim lagu tersebut sebagai milik Malaysia.

4. TARI PENDET


Tari Pendet dalam Iklan Pariwisata Malaysia

Tarian khas asal Pulau Dewata tersebut juga tak luput dari klaim Negeri Jiran. Hal itu diketahui ketika dalam sebuah iklan pariwisata �Visit Malaysia� menampilkan cuplikan Tari Pendet tersebut. Meskipun begitu, pemerintah Malaysia berkilah bahwa mereka tidak melakukan klaim dan yang terjadi semata-mata hanya kesalah pahaman belaka.



5. BATIK


Batik telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Indonesia oleh UNESCO

Pada saat awal kasus Klaim ini terjadi, Batik merupakan salah satu yang pertama di Klaim oleh Malaysia sebagai warisan kebudayaan milik negaranya. Pengakuan tersebut sempat membuat resah pengrajin batik dan juga menuai kemarahan rakyat Indonesia. Bahkan dalam laga final piala AFF lalu, sempat ramai informasi melalui Broadcast Message untuk memakai batik saat Indonesia bertanding melawan Malaysia. Klaim atas batik ini akhirnya dimenangkan oleh Indonesia dengan ditetapkannya batik sebagai warisan budaya Indonesia oleh Unesco pada 2 Oktober 2009.

Ada beberapa kebudayaan lain yang juga telah diklain oleh Malaysia. Khusus untuk Tari Tor-Tor masyarakat pengguna Social Media di Indonesia bersama membuat gerakan lewat hashtag#TortorpunyaIndonesia dan berencana menjadikannya sebagaiTrending Topic Worldwide agar masyarakat dunia tahu bahwa Tari Tor Tor milik Indonesia.

(klikunic.com)